soft skill yang dapat menunjang pekerjaan

Memahami OPEX dan CAPEX dalam Sebuah Bisnis

Pelajari perbedaan antara OPEX dan CAPEX dalam bisnis, bagaimana masing-masing memengaruhi keuangan perusahaan, serta strategi pengelolaannya.

Apa Itu OPEX dan CAPEX?

Dalam dunia bisnis, setiap pengeluaran memiliki karakteristik sendiri-sendiri, dan dua kategori utama yang sering dibicarakan adalah OPEX dan CAPEX.

OPEX (Operating Expenditures) merujuk pada pengeluaran rutin yang diperlukan agar operasional perusahaan berjalan lancar. Sumber menyebut bahwa OPEX adalah “pengeluaran operasional yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan sehari-hari perusahaan, seperti gaji karyawan, biaya listrik, sewa, bahan bakar dan bahan baku.”

Sementara itu, CAPEX (Capital Expenditures) adalah pengeluaran yang dilakukan untuk investasi jangka panjang dalam aset tetap atau infrastruktur yang manfaatnya terasa selama beberapa tahun. Sebuah artikel menyatakan bahwa “CapEx mencakup berbagai jenis aset fisik, seperti gedung, perangkat produksi, mesin, perangkat lunak, hingga infrastruktur.”

Dengan memahami definisi dan karakteristik keduanya, perusahaan dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijak dan strategis.

Karakteristik dan Perbedaan Utama

  1. Jangka Manfaat dan Frekuensi

Salah satu pembeda penting antara OPEX dan CAPEX adalah jangka manfaatnya. OPEX bersifat jangka pendek atau “harian/berulang”, karena pengeluaran harus dilakukan secara rutin agar bisnis tetap jalan. Sebaliknya, CAPEX memiliki manfaat jangka panjang — aset yang dibeli atau dibangun akan digunakan lebih dari satu periode akuntansi.

  1. Perlakuan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Dalam akuntansi, CAPEX dicatat sebagai aset pada neraca dan kemudian didepresiasi (atau diamortisasi) selama umur manfaatnya, sehingga beban pengeluaran tersebut tidak langsung membebani laporan laba-rugi secara penuh.

Sebaliknya, OPEX langsung dicatat sebagai beban (expense) dalam laporan laba-rugi pada periode saat pengeluaran dilakukan, sehingga berdampak langsung pada profitabilitas.
IDN Times

  1. Dampak Pajak dan Arus Kas

Karena perlakuan berbeda, CAPEX dan OPEX memiliki implikasi pajak dan arus kas yang berbeda. OPEX biasanya dapat dikurangkan sepenuhnya pada tahun terjadinya pengeluaran, sementara CAPEX tidak selalu langsung dikurangkan seringkali biaya pengeluaran tersebut harus disusutkan selama beberapa tahun.

CAPEX seringkali memerlukan arus kas keluar yang besar di awal, sementara OPEX biasanya lebih kecil dan terjadwal secara rutin. Oleh karena itu, manajemen likuiditas dan investasi harus memperhatikan proporsi antara CAPEX dan OPEX agar perusahaan tetap sehat secara keuangan.

Contoh Praktis dalam Bisnis

Agar lebih konkret, mari kita lihat beberapa contoh yang umum digunakan dalam bisnis:

  • Jika sebuah perusahaan membeli mesin produksi baru senilai besar yang akan digunakan selama lima atau sepuluh tahun, maka pengeluaran ini termasuk dalam CAPEX.
  • Sebaliknya, pembayaran gaji karyawan, biaya listrik bulanan, biaya sewa ruang kantor adalah bagian dari OPEX karena sifatnya rutin dan langsung habis digunakan dalam operasional sehari-hari.

Dengan membedakan contoh-contoh ini, maka manajer keuangan atau pemilik bisnis dapat lebih mudah dalam mengklasifikasi pengeluaran dan merencanakan anggaran secara tepat.

Mengapa Pemahaman OPEX dan CAPEX Penting?

Pemahaman yang baik tentang OPEX dan CAPEX sangat penting bagi berbagai pihak dalam bisnis: manajemen keuangan, pemilik usaha, serta investor. Berikut beberapa alasannya:

Perencanaan anggaran yang lebih tepat. Ketika Anda tahu mana pengeluaran yang bersifat jangka panjang dan mana yang rutin, maka alokasi anggaran dan prioritas investasi dapat dilakukan lebih strategis.

Pengaruh terhadap profitabilitas dan pertumbuhan. Mengendalikan OPEX membantu menjaga margin operasional, sedangkan melakukan CAPEX yang tepat dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang perusahaan.

Analisis investasi dan risiko. CAPEX yang besar tanpa didukung arus kas atau strategi jelas bisa menjadi beban keuangan. OPEX yang membengkak bisa menurunkan profitabilitas dan kesehatan keuangan perusahaan.

Kepatuhan dan pelaporan keuangan. Karena perlakuan akuntansi berbeda, klasifikasi yang keliru dapat menyebabkan masalah pelaporan atau pajak.

Strategi Pengelolaan OPEX dan CAPEX

Untuk mengoptimalkan keuangan perusahaan, beberapa strategi perlu diterapkan. Pertama, perusahaan sebaiknya melakukan evaluasi berkala terhadap OPEX, melihat apakah ada pengeluaran rutin yang bisa ditekan atau dipangkas tanpa mengurangi kualitas produk atau layanan.

Sebagai contoh, artikel menyebut bahwa “perusahaan sebaiknya mengelola OpEx dengan lebih hati-hati karena pengeluaran ini langsung berdampak pada profitabilitas.”
kumparan

Kedua, dalam mengalokasikan CAPEX, perusahaan perlu mempertimbangkan return on investment (ROI), umur manfaat aset, serta dampaknya terhadap operasional. Investasi CAPEX yang tidak dipertimbangkan dengan matang bisa menyebabkan breakeven time (waktu kembali modal) yang terlalu lama dan beban keuangan.

Selain itu, era digital dan model bisnis modern sering kali menggeser CAPEX ke OPEX, sebagai contoh, ketika perusahaan memilih layanan berbasis cloud (sewa) daripada membeli infrastruktur sendiri. Pendekatan ini membantu memperkecil investasi awal (CAPEX) dan mengubahnya menjadi biaya operasional (OPEX) yang lebih fleksibel.

Tantangan Umum dalam Mengelola OPEX & CAPEX

Meskipun konsepnya sederhana, dalam praktiknya banyak perusahaan menghadapi tantangan dalam membedakan secara tepat antara OPEX dan CAPEX atau dalam mengelola keduanya secara seimbang. Misalnya, suatu pengeluaran bisa jadi “abu-abu” dan sulit diklasifikasi secara pasti.

Bahkan dalam forum diskusi profesional ditemukan bahwa banyak departemen keuangan mencoba menggeser pengeluaran dari OPEX ke CAPEX untuk memperoleh keuntungan pelaporan keuangan.
Reddit

Jika CAPEX terlalu banyak, perusahaan bisa kewalahan dengan beban depresiasi atau kewajiban amortisasi, sementara OPEX yang terlalu tinggi bisa menekan keuntungan dan likuiditas. Jadi, manajemen yang baik adalah menjaga keseimbangan antara investasi jangka panjang dan efisiensi operasional.

Dalam bisnis, OPEX dan CAPEX bukan sekadar angka di laporan keuangan, keduanya merupakan kunci strategi untuk menjaga profitabilitas, arus kas, dan pertumbuhan jangka panjang. OPEX menjaga operasional tetap berjalan, sedangkan CAPEX mendukung investasi masa depan.

Memahami perbedaan dan karakteristik keduanya memungkinkan Anda merencanakan anggaran dengan lebih baik, menilai investasi dengan tepat, dan menjaga keseimbangan keuangan perusahaan. Sebagai pemilik bisnis atau manajer keuangan, pastikan Anda memiliki kebijakan yang jelas dan sistem pelaporan yang tepat terkait OPEX dan CAPEX agar perusahaan tetap sehat dan siap menghadapi tantangan ke depan.

Leave a Reply