Program International Student Mobility Awards (IISMA) telah mewujudkan banyak mimpi mahasiswa untuk bisa belajar di luar negeri, salah satunya Bagus Hendrawan. Ia menjadi penerima IISMA bersama dengan 589 mahasiswa lainnya yang akan diberangkatkan pada tahun ini.
Bagus adalah mahasiswa Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) program studi Teknologi Permainan yang diterima program IISMA di University of Missouri Kansas City pada bidang artificial intelligence (AI).
Pada awalnya Bagus tidak berharap untuk bisa diterima dalam program IISMA mengingat persaingan sangatlah ketat. Menurutnya, keberhasilan yang ia peroleh tidak terlepas dari usaha dan doa dari keluarga serta rekan-rekannya.
“Saya masih enggak menyangka menjadi awardee IISMA, apalagi jika dibandingkan dengan calon lain yang memiliki banyak prestasi,” terang Bagus dalam laman Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemdikbud, dikutip pada Rabu (26/4/2023).
Anak Seorang Cleaning Service
Bagus memiliki orang tua yang merupakan cleaning service dan asisten rumah tangga (ART). Meski demikian, hal tersebut tidak menjadikan impian Bagus untuk meraih cita-cita menjadi surut.
Sejak SMK, Bagus sudah berusaha menghadapi keterbatasannya dan saat ini ia bisa mulai memetik hasil manisnya. Bagus pun bisa menempuh perkuliahan di Polimedia dengan berhasil meraih beasiswa Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul.
Sang ayah, Sutisna, mengaku terharu setelah mendengar kabar bahwa anaknya bisa menempuh pendidikan selama satu semester di kampus luar negeri melalui program IISMA. Bagi Sutisna, mewujudkan pendidikan sang anak adalah kebahagiaan tersendiri baginya sebagai orang tua.
“Campur aduk rasanya, senang, haru, khawatir, karena harus jauh dari Indonesia. Tapi saya bangga kepada Bagus karena telah memberikan terbaik untuk kami,” ungkap Sutisna.
Dukungan Kuat Sang Ayah
Sutisna selalu memprioritaskan urusan pendidikan Bagus agar bisa mendapatkan pendidikan dengan layak. Ia berusaha agar anaknya tidak sampai putus sekolah karena masalah keterbatasan biaya.
“Saya tidak ingin anak ini seperti saya, yang tidak lanjut kuliah karena biaya. Alhamdulillah Bagus mendapatkan rezekinya di situ, dari biaya kuliah, sampai nanti akan berangkat ke luar negeri,” ucap Sutisna.
Oleh karena itu, ia selalu mendukung dan memberikan semangat kepada Bagus selama masa perkuliahannya. Semangat untuk menciptakan permainan pun merupakan hasil dukungan dari sang ayah, di mana Sutisna sering mengajarkan beberapa permainan sulit kepada Bagus.
“Saya senang bermain playstation, dan Bagus pun menyukainya. Bersyukurnya permainan ini juga yang memberikan Bagus banyak beasiswa” kata Sutisna.
Selain diajari cara memecahkan masalah melalui berbagai permainan, Bagus pun didukung oleh Sutisna untuk belajar bahasa. Menurut sang ayah, bahasa menjadi penting karena dapat menjembatani anaknya ke dunia luar.
Sutisna menuturkan ketika masih kecil, Bagus mempunyai cita-cita menjadi tentara dengan alasan ingin mengabdi untuk negara. Namun, seiring berjalannya waktu Bagus menaruh minatnya di teknologi permainan.
“Ya mungkin semangat Bagus mengabdi kepada negara bisa dilakukan dengan cara yang berbeda. Tidak mesti harus jadi tentara,” kata Sutisna.
Bertekad Ciptakan Permainan Berkualitas
Harapan Bagus dengan mengikuti program IISMA tersebut adalah bisa mengembangkan permainan yang bagus setelah ia pulang belajar dari Negeri Paman Sam tersebut. Terlebih ia telah mempelajari cara membuat dan mengembangkan teknologi permainan selama berkuliah.
Ia mengharapkan kombinasi antara kompetensi yang ia dapat selama berkuliah dan ilmu AI yang nantinya akan Bagus pelajari di University of Missouri Kansas City bisa membuahkan karya yang punya banyak manfaat.
“Saya harap semoga ilmu yang saya dapatkan nanti bisa berkontribusi kembali kepada keluarga, Polimedia, dan juga Indonesia,” ujar Bagus. Artikel & Foto ini berasal dari DETIK.COM