Menghargai Satpam di Tempat Kerja Tidak Hanya dengan Salam dan Senyum

Kita bertemu mereka hampir setiap hari. Saat memasuki kantor, pusat perbelanjaan, rumah sakit, atau perumahan—mereka berdiri tegak, menyapa dengan sopan, dan sesekali membantu membuka pintu. Mereka adalah satpam atau petugas keamanan yang kerap menjadi wajah pertama dari sebuah institusi.

Namun, di balik senyum dan seragam rapi itu, banyak yang lupa bahwa mereka memikul tanggung jawab besar. Dalam diam, satpam menjaga keselamatan aset, orang, dan lingkungan kerja. Sayangnya, penghargaan yang mereka terima tidak selalu sepadan dengan kontribusinya.

Satpam Lebih dari Sekadar Penjaga Gerbang

Banyak orang masih berpikir bahwa pekerjaan satpam hanyalah memantau pintu masuk, mencatat tamu, atau mengatur parkir. Padahal, realitasnya jauh lebih kompleks. Seorang petugas keamanan dituntut untuk mendeteksi potensi ancaman atau kejadian mencurigakan, mengelola situasi konflik dan menjaga ketertiban, melindungi aset perusahaan dari pencurian atau sabotase, hingga bertindak cepat saat terjadi insiden darurat, seperti kebakaran atau bencana.

Selain itu, satpam juga sering menjalankan tugas yang secara teknis di luar deskripsi pekerjaan, seperti membantu karyawan yang kesulitan, mengantar barang, hingga mengarahkan tamu yang tersesat.

Namun, apakah peran ini sudah dihargai sebagaimana mestinya? Yuk kita simak beberapa bentuk-bentuk ketidakadilan yang masih terjadi pada profesi satpam. Banyak satpam bekerja di bawah tekanan, tapi dengan penghargaan yang minim. Beberapa contoh nyata di lapangan antara lain jam kerja panjang dengan shift malam yang melelahkan, stigma sosial bahwa mereka “bukan karyawan inti”, minimnya akses terhadap pelatihan lanjutan atau pengembangan karier, hingga kurangnya penghargaan simbolik maupun struktural dari manajemen.

Bahkan, dalam beberapa kasus, satpam masih diperlakukan dengan cara yang tidak manusiawi seperti diperintah dengan kasar, tidak diajak bicara saat rapat tim, atau dianggap “tidak penting” dalam ekosistem perusahaan. Hal ini tidak berlaku bagi tim MultiClean Indonesia.

Menghargai Profesi Satpam

Menghargai satpam bukan hanya soal memberi senyum atau menyapa “Pak” atau “Bu”—walaupun itu adalah langkah awal yang sangat baik. Penghargaan sejati adalah ketika perusahaan dan individu benar-benar melihat mereka sebagai bagian penting dari organisasi, dengan langkah-langkah nyata seperti perlakuan setara dan hormat sehari-hari, melibatkan mereka dalam briefing atau kegiatan internal perusahaan, menggunakan nama mereka saat menyapa, bukan sekadar “Pak Satpam”, serta menghindari perintah kasar atau sikap merendahkan.

Pastikan gaji mereka sesuai UMR atau lebih, terutama jika mereka menjalankan tugas berat dan kompleks. Perusahaan dapat memberikan tunjangan kesehatan, cuti, dan fasilitas kerja yang manusiawi. Selain itu beri juga mereka fasilitas akses ke tempat istirahat yang nyaman, air minum, dan makanan selama bertugas.

Peluang Pelatihan dan Pengembangan

Fasilitasi pelatihan lanjutan seperti Gada Madya dan Gada Utama. Berikan peluang promosi ke posisi supervisor atau koordinator keamanan. Dorong peningkatan soft skills, seperti manajemen konflik dan pelayanan publik.

Apresiasi Simbolik dan Pengakuan Terbuka

    Berikan penghargaan tahunan untuk satpam teladan. Sebutkan peran mereka dalam laporan atau presentasi kinerja internal. Rayakan Hari Satpam Nasional (30 Desember) atau Hari Buruh dengan melibatkan mereka secara aktif. Perayaan ini merupakan cara kita untuk menepis fakta petugas keamanan yang sering menjadi pihak yang pertama bergerak saat keadaan genting, namun tidak selalu mendapatkan pengakuan atas kontribusinya.

    Satpam adalah pekerja, sama seperti staf kantor, teknisi, atau manajer, dan mereka juga berhak atas rasa hormat, perlakuan adil, dan jalan untuk berkembang. Menghargai mereka tidak hanya memperkuat rasa kemanusiaan, tetapi juga menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan suportif bagi semua.

    Satpam bukan hanya penjaga gerbang. Mereka adalah pelindung, pengatur ketertiban, penolong di masa darurat, dan wajah pertama dari tempat kita bekerja. Mari mulai menghapus batas antara “kami” dan “mereka”. Menghargai satpam bukan sekadar formalitas, tapi soal mengakui mereka sebagai rekan kerja yang setara, dan memperlakukan mereka sebagaimana kita ingin diperlakukan dengan hormat, adil, dan penuh penghargaan.

    Leave a Reply